Rudy Saladin dan Ramalan 2055

Rudy Saladin dan Ramalan 2055
Sumber :

Surabaya-, Oleh: Fauzi As

Polemik MBG, Ulama Madura: Terbukti SPPG NAKAL, Langsung Tutup!

Tahun 2055 tercetak di sebuah undangan resmi. Bagi banyak orang, itu mungkin sekadar salah ketik. Tapi bagi saya, itu seperti bisikan kecil dari langit ramalan tentang masa depan seorang perwira: Pangdam V/Brawijaya, Mayjen Rudy Saladin.

 

Laka Maut Suramadu, Korlantas Polda Jatim : Diduga Kuat Sopir Bus Mengantuk

Saya memilih percaya bahwa itu bukan kekeliruan, melainkan pertanda. Seakan ada yang berkata: di usia 75, Rudy Saladin akan tetap menjadi cahaya bangsa, masih berdiri tegak, masih relevan, masih membangunkan semangat orang banyak.

 

Bus Tabrak Truk Gandeng di Jembatan Suramadu, Dua Tewas dan Dua Luka Berat

Saya mengenalnya dari dekat. Pangdam yang merakyat, yang saya pernah sebut sebagai Ayam Jantan dari Timur. Sebutan itu bukan karena beliau rajin membangunkan anggotanya jam 4 pagi, melainkan karena tiap sikap dan ucapannya mampu membangunkan satu generasi tanpa perlu kopi.

 

Kalau ayam jantan biasa hanya membangunkan satu rumah, maka Ayam Jantan dari Timur bisa membangunkan satu bangsa.

 

Hormat yang Merata

Dalam sebuah acara silaturahmi di Balai Prajurit Kodam V/Brawijaya, saya menyaksikan hal kecil tapi sangat besar nilainya. Rudy Saladin menyebut satu per satu nama undangan dengan penuh hormat. Teliti sekali, sampai saya sempat khawatir nama teknisi sound system pun bakal dipanggil.

 

Pejabat lain biasanya hanya hafal kalimat klasik: “Yang terhormat Menteri…” lalu sisanya diringkas dengan “hadirin sekalian”. Tapi Rudy Saladin tidak. Ia menghargai setiap orang, seolah tiap tamu adalah jenderal di hatinya.

 

Di situlah wibawa sejati lahir dari kerendahan hati, bukan dari sorotan lampu panggung.

 

Bintang di Pundak, Rendah Hati di Jiwa

Rudy Saladin punya segudang prestasi: peraih Adhi Makayasa, Tri Sakti Wiratama, pernah menjadi Ajudan Presiden Joko Widodo, menjabat Danrem, Sekretaris Militer Presiden, hingga Pangdam.

 

Semua jabatan penting itu bagai lemari penuh emas. Tapi di balik semua itu, beliau masih berkata: “Saya butuh saran dan pendapat.”

 

Itu ibarat orang yang punya lemari emas, tapi tetap merasa hanya punya sendok aluminium. Kontras sekali dengan pejabat lain yang baru dapat piagam lomba tenis meja sudah dipajang sebesar papan reklame.

 

Tiga Pesan Moral

Halaman Selanjutnya
img_title