Berikut Asal-usul Trah Para Raja di Madura

Pasarean Kiai Demang di Plakaran Arosbaya Bangkalan
Sumber :

 

Hingga suatu saat, berdasar petunjuk gaib, Pangeran Demang muda disuruh hijrah ke desa bernama Plakaran, di Arosbaya.

 

Selama di perjalanan beliau selalu disambut banyak orang yang lantas menjadi pengikutnya. Beliau juga terpaksa banyak berhenti, karena banyak orang yang ingin menjamunya.

 

Hingga sang pangeran ini di perjalanannya bertemu dengan seorang perempuan sepuh, yang memberikan bungkusan berisi 40 buah nagasari.

 

Sang nenek itu mengatakan jika dirinya maupun 40 buah nagasari itu berasal dari desa bernama Plakaran. Pangeran Demang pun minta diantar ke sana.

 

Singkat cerita, kedatangan Pangeran Demang menarik simpati banyak orang, yang menginginkan beliau tinggal di Plakaran. Beliau dimuliakan banyak orang.

 

Sang pangeran pun menikah dengan Nyai Sumekar, putri dari perempuan lanjut usia yang memberinya 40 buah nagasari.

 

Pangeran Demang lantas membangun sebuah rumah besar yang oleh banyak orang disebut keraton. Keraton itu berada di sebelah barat desa Plakaran, dan sekaligus sebelah timur desa Arosbaya. Orang-orang lantas menyebut bangunan dan daerah itu dengan sebutan Keraton Anyar atau Keraton Kota Anyar.

 

Menurunkan Para Raja Madura

 

Dari perkawinan dengan Nyai Sumekar, Pangeran Demang dikaruniai 5 anak. Yaitu Kiai Adipati Pramono, lalu Kiai Pratolo, Kiai Pratali, Pangeran Panangkan, dan Kiai Pragolbo.

 

Dalam riwayat tutur, seluruh anak Pangeran Demang Plakaran ada 38 orang. Namun yang dikenal hanya 5 orang di atas saja.

 

Anak tertua Pangeran Demang, Kiai atau Raden Adipati Pramono menjadi penguasa Sampang. Adipati Pramono menikah dengan putri Kiai Wonorono, penguasa Pamelengan (Pamekasan), hingga kedua wilayah itu menjadi kekuasaan Adipati Pramono.

 

Raja Sampang sekaligus Pamekasan itu menurunkan penguasa-penguasa di Sampang, Pamekasan, sekaligus Sumenep.

 

Sementara anak Pangeran Demang yang nomor 5, Kiai Pragolbo menggantikan sang ayah sebagai penguasa Madura Barat, dan bergelar Pangeran Arosbaya.

 

Kiai Pragolbo juga menurunkan beberapa penguasa di sekitar Pamekasan, seperti Jambringen. Pragolbo juga menurunkan para raja Madura Barat hingga Cakraadiningrat VIII.

 

Sementara Pangeran Demang, setelah wafat dimakamkan di Desa Plakaran, Arosbaya. Hingga kini makamnya masih bisa dikunjungi, dan pengalami pemugaran.