Polemik MBG, Ulama Madura: Terbukti SPPG NAKAL, Langsung Tutup!
Bangkalan-, Program Makan Bergizi Gratis (MBG) saat ini menjadi sorotan bagi masyarakat banyak. Mulai dari menu minimalis hingga terkontaminasi ulat serta makanan basi. Salah satu tokoh ulama di Bangkalan, KH Imron Fattah mengatakan semua pihak harus mengawasi pelaksanaan SPPG di tiap daerah sehingga program Presiden Prabowo Subianto itu tak hanya menjadi ladang bisnis untuk mencari keuntungan semata, atau ladang korupsi.
"Kita harus awasi bersama jangan sampai program ini dimanfaatkan oleh oknum tertentu dan hanya untuk kepentingan bisnisnya sendiri," ujarnya, kamis (30/10/2025).
Menurutnya, jika jatah Rp 10.000 per porsi bisa dilaksanakan, maka kualitas MBG akan lebih baik sehingga gizi yang diperoleh para penerima cukup. Selain itu, ia juga menyoroti kualitas pengolahan MBG yang ada di Bangkalan. Sebab, kasus MBG terkontaminasi ulat tak hanya terjadi satu kali.
MBG yang merupakan program mulia dan prioritas Presiden RI Prabowo Subianto, lanjutnya, harus terus berjalan tanpa kemunculan oknum-oknum yang mencari keuntungan dari mengurangi hak siswa sebesar Rp 10 ribu.
Ia mengingatkan para pengelola dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang ada di Bangkalan untuk berhati-hati apabila berurusan dengan hak anak siswa
" Jadi Tolong urusan MBG di Bangkalan jangan sampai dibuat pintu ladang yang tidak benar, karena ini mulai cenderung ke persaingan yang sangat keras. Sekali tidak benar, bisa diberi peringatan tetapi kalau parah karena berulang harus ditutup,” tegas Kiai Imron
Ia menjelaskan, Presiden RI Prabowo Subianto telah menetapkan anggaran MBG sebesar Rp 10 ribu per anak per hari. Dengan anggaran sebesar itu, setiap anak mendapatkan menu MBG dengan kandungan gizi cukup yang meliputi laun protein seperti ayam atau telur, sayuran, hingga buah
Semua wajib mengawasi secara ketat, termasuk teman-teman jurnalis yang harus punya nomor telepon semua kepala SPPG, SPPI, hingga bagian gizi untuk sinkronisasi apabila ada masalah. Tetapi ingat, jangan sampai ada hoaks karena ini program mulia prioritas presiden,” pungkas Kiai Imron.