Mengenal Jejak 4 Raja Perempuan Pemimpin Madura
- Agustina P
 
Mendengar suaminya kecewa, Sang Ratu kembali meneruskan tapanya hingga wafat dan dimakamkan di Aermata Arosbaya beserta Raja-raja Bangkalan, keturunannya.
Ratu Pamelingan
Jika kedua sosok ratu di atas dikarenakan status sebagai isteri raja dan sekaligus ibunda raja selanjutnya—meski juga memiliki kendali dalam pemerintahan, maka sosok kali ini memang benar-benar seorang ratu perempuan alias raja penuh yang menguasai sebuah wilayah.
Ratu Pamelingan bermakna raja perempuan di Pamelingan atau dalam ejaan lain Pamelengan. Pamelingan adalah nama sebelum berganti menjadi Pamekasan. Ratu ini bernama asli Nyai Banu atau Ratu Banu. Beliau adalah putri semata wayang Raja Pamelingan di abad 15, yaitu Kiai Wonorono atau Bonorono.
Setelah dewasa, Ratu Baru menikah dengan Raden Adipati Pramono, yaitu penguasa di Sampang pada abad 15. Setelah menikah dengan Adipati Pramono—yang kemudian bergelar Pangeran Bonorogo (Wonorogo), wilayah Sampang dan Pamekasan menjadi satu. Dari perkawinan itu lahir di antaranya Panembahan Ronggosukowati—Raja terbesar dalam sejarah Pamekasan, dan Pangeran Saba Pele alias Adipati Madegan.
Ratu Tirtonegoro
Seperti halnya Ratu Pamelengan, sebutan ratu pada sosok kali ini juga bermakna raja perempuan. Raden Ayu Rasmana atau Asmana, nama lahirnya. Beliau adalah penguasa Sumenep di pertengahan abad 18.
Jika ditarik secara nasab, Ratu Rasmana adalah keturunan langsung Ratu Pamelingan. Ayah Ratu Rasmana, yaitu Pangeran Rama (Cakranegara II) adalah putra Pangeran Gatotkaca alias Ario Adikoro I, raja Pamekasan.
Adikoro I adalah anak Pangeran Purboyo. Pangeran Purboyo adalah anak Panembahan Ronggosukowati, yaitu anak Ratu Pamelengan.
Setelah Pangeran Jimat (Cakranegara II), Raja Sumenep setelah Pangeran Rama wafat, Sumenep diperintah oleh Pangeran Cakranegara IV (Pangeran Lolos). Setelah Pangeran Lolos diberhentikan, maka diangkatlah Raden Ayu Rasmana (adik Pangeran Jimat) sebagai Raja Sumenep.
Saat menduduki tahta, Ratu Rasmana berstatus janda. Beliau lantas menikah dengan Bindara Saot. Setelah itu menyerahkan tahta pada suaminya yang bergelar Tumenggung Tirtonegoro. Rasmana selanjutnya disebut Ratu Tirtonegoro.