Gara-gara Sampah, Balita dan Ibunda Diduga Dianiaya Oleh Sekelompok Orang

Korban penganiayaan di Bangkalan Madura
Sumber :

Bangkalan-, Peristiwa memilukan terjadi di Desa Kajuanak, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Madura. Hanya gara-gara seorang anak kecil membuang sampah di sekitar warung sekolah, seorang pemilik warung tega memukul anak berusia enam tahun menggunakan bambu.

Polemik MBG, Ulama Madura: Terbukti SPPG NAKAL, Langsung Tutup!

 

Bukannya menyesali perbuatannya, pemilik warung justru memarahi dan mencaci maki orang tua anak tersebut ketika dimintai penjelasan. Tak berhenti di situ, amarah pelaku makin menjadi-jadi. Bersama tiga anggota keluarganya, pelaku mendatangi rumah korban dan memukuli ibu sang anak hingga luka-luka.

Laka Maut Suramadu, Korlantas Polda Jatim : Diduga Kuat Sopir Bus Mengantuk

 

Dalam rekaman video amatir warga yang beredar, terlihat suasana tegang saat satu keluarga mendatangi rumah korban dengan nada marah. Peristiwa itu terjadi di Desa Kajuanak, Kecamatan Galis, dan membuat warga sekitar geger.

Bus Tabrak Truk Gandeng di Jembatan Suramadu, Dua Tewas dan Dua Luka Berat

 

Awalnya, bocah berusia enam tahun itu membuang sampah di area warung yang berada di lingkungan sekolah yayasan setempat. Pemilik warung yang diduga tak terima, marah besar dan langsung memukul anak kecil tersebut dengan bambu hingga tubuhnya penuh memar.

 

Ibu korban yang tidak terima anaknya diperlakukan kasar kemudian mendatangi pelaku untuk menanyakan alasannya. Namun bukan penjelasan yang diterima, melainkan cacian dan pertengkaran.

 

Tak lama berselang, pemilik warung membawa suami, ibu, serta anaknya mendatangi rumah korban. Mereka diduga mendobrak pintu rumah dan langsung melakukan penganiayaan. Korban dipukul, dicakar, dan bahkan dibenturkan ke tembok berulang kali hingga pingsan.

 

Akibat kejadian tersebut, korban mengalami luka di bagian wajah dan tubuh, sementara anaknya juga mengalami luka memar. Tidak berhenti sampai di situ, keluarga korban mengaku diancam akan dibunuh oleh pelaku, sehingga memilih mengungsi ke rumah saudaranya di Kota Bangkalan karena ketakutan.

 

Atas kejadian itu, korban melapor ke Mapolres Bangkalan dan telah menjalani visum di Rumah Sakit Bangkalan. Korban, bernama Mukarromah, mengaku masih trauma dan berharap polisi segera memproses kasus penganiayaan yang dialaminya.

 

Selain melapor ke polisi, Mukarromah juga meminta perlindungan kepada Forum Partisipasi Publik untuk Kesejahteraan Perempuan dan Anak (PUSPA) Kabupaten Bangkalan, serta Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Syaichona Mohammad Cholil agar kasusnya mendapat pengawalan hukum yang adil.

Halaman Selanjutnya
img_title