BRI : Bank Rakyat atau Bank Rahasia?

Ai/ilustrasi
Sumber :

 

Praktik Curang SPBU Dikepulauan Sumenep, Disinyalir Pertamina Tutup Mata

Dan saat rakyat mulai bersuara, berharap pada hukum, Kejaksaan Negeri Sumenep malah menghentikan penyelidikan. 

 

DUA SISWA SMK DI BANGKALAN BERKELAHI HEBAT, DIPICU SALING EJEK DI MEDSOS

Alasannya? Saksi kunci hilang. Hilang ke mana? Mungkin ke balik pintu sunyi birokrasi. Atau, seperti yang beredar dari mulut ke mulut: “hilang” bukan karena tak ditemukan, tapi karena tak ingin ditemukan.

 

Peringatan Hari Sumpah Pemuda, UTM Lantik Dekan dan Direktur Pascasarjana

Jaksa yang mestinya bersenjata hukum dan nurani, malah tampil seperti ayam kehujanan. Basah, diam, dan menunggu reda. Padahal rakyat butuh harapan, bukan alasan.

 

Lebih tragis lagi, dalam pengakuan yang sempat beredar, oknum petugas BRI justru menyebut bahwa rekening-rekening tersebut memang dibuka dengan data palsu, atas inisiatif mereka sendiri. 

 

Tidak hanya satu dua, tapi banyak. Tapi bukannya masuk daftar tunggu sel tahanan, mereka justru masuk daftar "lupa ditindak".

 

Sementara itu, pelaku yang disebut-sebut sebagai aktor utama sempat datang… bukan ke kantor polisi, tapi ke yayasan tempat dugaan pemotongan dana dilakukan. Tujuannya? Meminta maaf. 

 

Seolah ini hanya soal kelalaian sosial, bukan pidana korupsi. Sementara temannya yang lain sudah mengembalikan uang hasil rampokan.

 

Hebat! Perampok mengembalikan hasil rampokan, dan hukum pun ikut tenang. Ini bukan pengadilan, tapi pengampunan kolektif atas nama lugu dan lali.

 

Anehnya, nyali ST Burhanuddin sebagai Jaksa Agung seolah tak pernah sampai ke ujung Madura. Di pusat, gebrak meja, di daerah... hilang arah. Apakah karena kejaksaan di daerah kehabisan alat bukti? Atau memang tak ingin mencari lebih dalam?

 

Kami rakyat tak berharap banyak. Kami hanya ingin keadilan bekerja. Bukan dengan konferensi pers, tapi dengan keberanian menindak. 

 

Kalau memang PIP diacak-acak, dan BRI berperan aktif dalam hal itu, maka mestinya bukan anak-anak yang menanggung, tapi orang-orang yang menyulap bantuan jadi bancakan segera di tangkap.

 

Dan kalau kejaksaan benar-benar kesulitan, izinkan kami mengusulkan: kirim jaksa dari Kejagung, atau ganti seluruh Jaksa di Sumenep. 

 

Karena yang sedang dihadapi bukan sekadar penggelapan dana, tapi pembunuhan harapan anak bangsa dengan pena dan meterai.

 

Kalau BRI masih merasa sebagai Bank Rakyat, buktikan. Karena kalau terus begini, jangan salahkan rakyat bila menyebutnya Bank Rahasia Indonesia, penuh misteri, minim empati.