Ricuh, Oknum ASN Pamekasan dan Kades Diduga Pukul Demonstran

Demo ricuh di Pamekasan Madura
Sumber :

Pamekasan-, Puluhan Pedagang Kaki Lima (PKL) melakukan aksi demo ke kantor Bupati Pamekasan, Madura, Jawa timur, Senin (27/10/2025), ricuh hingga diwarnai tindakan kekerasan yang diduga dilakukan oleh oknun aparatur sipil negara (ASN) dan Kepala Desa.

Laka Maut Suramadu, Korlantas Polda Jatim : Diduga Kuat Sopir Bus Mengantuk

 

Kericuhan tersebut terjadi saat massa aksi ingin mencoba masuk ke kadalam kantor bupati Kholilurrahman untuk menyampaikan tuntutannya secara langsung, namun tiba-tiba datang seorang oknum pegawai dan kepala desa dididuga melakukan tindakan pemukulan dan mendorong terhadap para demonstrasi.

Bus Tabrak Truk Gandeng di Jembatan Suramadu, Dua Tewas dan Dua Luka Berat

 

"Tindakan pemukulan terhadap massa aksi itu datang dari pegawai pemkab dan kepala desa yang memakai seragam dinas yang disinyalir orangnya bupati. Ia menyulut amarah para massa aksi sehingga terjadi ricuh," ucap Faisol, Korlap Aksi.

Ciduk Pengedar Sabu, Masyarakat : Kapan Bandarnya Diciduk?

 

Meski dilerai oleh petugas keamanan, massa aksi makin panas dan terus melakukan perlawanan hingga saling dorong akibat profokator oknum pegawai pemkab dan Kades yang doduga melalukan tindakan kekerasan.

 

"Kami aksi menyampaikan permintaan secara profesional dengan menuntut keadilan bagi para PKL, namun kami mendapat perlakukan kekerasan oleh oknum pegawai pemkab dan Kades. Sehingga ini jelas wajah birokrasi pemerintah Pamekasan premanisme bukan pengayom masyarakat," tambahnya.

 

Faisol menjelaskan, aksi para PKL itu menuntu salah satunya janji politik bupati Kholilurtlrahman yang menyebut para PKL bisa berjualam kembali di area monumen arek lancor jika Kholilurrahman menjadi bupati pamekasan.

 

"Namun saat ini sudah satu tahun berjalanan kepemimpinannya, bupati kholilurrahman ingkar janji, para PKL yang di tertibkan dari semua area monumen arek lancor sebelumnya, kini bekatung-katung tidak bisa berjuala. Pemerintah saat ini tidak serius dalam merelokasi para pedagang ke tempat strategis, karena banyak tempat dikuasi orang baru," terangnya.

 

Sebelum massa aksi membubarkan diri karena kecewa terhadap jawaban bupati, massa aksi kompak dan ingin memaksa berjualan kembali di area monumen arek lancor.

 

"Massa yang kecewa terhadap jawaban bupati, PKL mengancam akan melakukan aksi kembali serta akan menempati area monumen arek lancor untuk berjualan," pungkasnya.