DUA SISWA SMK DI BANGKALAN BERKELAHI HEBAT, DIPICU SALING EJEK DI MEDSOS
Bangkalan-, Kasus perkelahian dua pelajar yang viral di media sosial akhirnya terungkap. Kedua remaja tersebut ternyata merupakan siswa dari dua sekolah menengah kejuruan berbeda, yakni SMKN 2 dan SMKN 3 Bangkalan, Jawa Timur. Aksi duel yang terjadi di kawasan Jalan Kembar Ringroad Barat Bangkalan itu diketahui dipicu oleh saling ejek di media sosial.
Dalam rekaman video amatir yang beredar, tampak dua siswa saling pukul dan tendang hingga bergumul di semak-semak, disaksikan oleh sejumlah pelajar lain yang justru memberi dukungan, bukan melerai. Ironisnya, beberapa di antara mereka juga merekam kejadian tersebut hingga akhirnya tersebar luas di berbagai platform media sosial.
Dari hasil penelusuran pihak sekolah dan keterangan sejumlah siswa, insiden itu bermula dari insiden saling serempetan motor di jalan. Peristiwa kecil itu berlanjut dengan saling ejek di media sosial, kemudian berubah menjadi tantangan duel tangan kosong yang disepakati oleh kedua pihak.
Pihak sekolah masing-masing telah melakukan pembinaan terhadap para siswa yang terlibat, termasuk mereka yang hadir di lokasi kejadian. Para wali murid juga telah dipanggil untuk dimintai keterangan dan diberikan arahan.
Kepala SMKN 2 Bangkalan, Nur Hazizah, membenarkan bahwa salah satu pelajar dalam video tersebut adalah siswanya yang duduk di kelas X. Ia menegaskan pihak sekolah akan segera mempertemukan kedua pihak, termasuk orang tua dari masing-masing siswa, agar permasalahan ini bisa diselesaikan secara kekeluargaan.
“Kami sudah melakukan pembinaan dan akan mempertemukan kedua orang tua agar tidak berlanjut. Harapannya, mereka bisa saling memaafkan,” ujar Nur Hazizah.
Pihak sekolah juga tidak menutup kemungkinan akan berkoordinasi dengan pihak Polres Bangkalan untuk memfasilitasi pertemuan damai kedua belah pihak. Tujuannya agar masalah ini tidak berkembang menjadi dendam antarsiswa maupun antarsekolah.
Pihak sekolah berharap, insiden ini menjadi pelajaran penting bagi para siswa agar lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh ejekan yang berujung kekerasan.